Faktor Penyebab Konflik Sosial Menurut Ahli

Safe Link Converter

Encrypting your link and protect the link from viruses, malware, thief, etc!
Made your link safe to visit. (Mengamankan Link dari Virus Malware dan Tindak Cyber Crime)

WHERE IS THE LINK (DIMANA LINK):

  1. Wait 5 second / Tunggu 5 Detik
  2. See in the Box Below Where is counter works / Lihat yang ada waktu berjalan.
  3. Click VISIT LINK / Klik VISIT LINK VISIT LINK.

Your link show here LINK ANDA DISINI

Loading...
Faktor penyebab terjadinya konflik yang akan dibahas yaitu faktor penyebab konflik sosial menurut ahli sosiologi Indonesia yang bernama Soerjono Soekanto. Menurut Soerjono Soekanto, ada 4 faktor penyebab terjadinya konflik sosial, yaitu perbedaan antar perorangan, perbedaan kebudayaan, perbedaan kepentingan, dan terjadinya perubahan sosial yang cepat. Berikut ini penjelasan tetang sebab terjadinya konflik sosial.

1. Perbedaan Antar perorangan (individu)

Perbedaan individu dapat menyebabkan terjadinya konflik. Perbedaan individu yang menyebabkan konflik meliputi perbedaan pendirian, perasaan, dan pendapat. Perbedaan individu terjadi karena manusia adalah makhluk individu, yaitu antara individu satu dengan yang lain tidak sama, Setiap manusia mempunyai karakter yang berbeda-beda.

Lantas, mengapa perbedaan individu dapat menyebabkan terjadinya konflik sosial? Hal ini karena dalam menjalani kehidupan sosial, seseorang tidak mungkin akan selalu sependapat dengan individu yang lain. Contoh perbedaan individu yang biasanya terjadi adalah adanya perbedaan pendapat dalam diskusi di kelas. Ketika menyampaikan presentasi di depan kelas, tentu ada teman-teman sekelas yang tidak sependapat dengan apa yang kita sampaikan. Selain contoh tersebut, contoh lain yang mencerminkan perbedaan individu adalah ketika kita mengikuti rapat, atau menjalankan suatu kegiatan tertentu bersama orang lain.

2. Perbedaan Kebudayaan

Indonesia merupakan negara yang multikultur, artinya masyarakatnya terdiri dari berbagai macam budaya yang berbeda-beda. Perbedaan kebudayaan ini juga dapat menyebabkan terjadinya konflik sosial karena perbedaan kebudayaan yang ada di masyarakat akan berpengaruh pada pola pemikiran dan tingkah laku perseorangan. Ditambah lagi tidak adanya rasa saling menghormati diantara anggota masyarakat.

Contoh perbedaan kebudayaan yang menyebabkan terjadinya konflik sosial adalah seseorang yang dibesarkan pada lingkungan yang individualis dihadapkan pada lingkungan kelompok yang bersifat sosial. Tentu, ia akan mengalami kesulitan jika ia ditunjuk sebagai pembuat kebijakan kelompok. Biasanya ia akan cenderung melakukan pemaksaan kehendak sehingga kebijakan yang diputuskan hanya menguntungkan pihak tertentu saja. Kebijakan seperti itu akan di tentang oleh kelompok besar dan dapat menyebabkan terjadnya konflik.


Contoh lainnya adalah misalnya orang papua dengan orang jawa yang mempunyai budaya berbeda, tentu hal ini akan membuat pola pikir dan kepribadian yang berbeda. Apabila dalam hal ini tak ada suatu hal yang bisa mempersatukan dua kebudayaan tersebut, tentu akan menyebabkan terjadinya konflik.
   

3. Perbedaan Kepentingan

Perbedaan kepentingan yang menjadi penyebab terjadinya konflik sosial sifatnya luas, perbedaan tersebut dapat terjadi dalam bidang politik, ekonomi, keamanan, dan sebagainya. Hal ini dapat terjadi karena setiap orang mempunyai kepentingan dan kebutuhan yang tidak sama dalam melihat suatu hal. Terkadang, agar kepentingan orang lain harus terwujud harus mengalahkan kepentingan yang lain. Inilah yang menyebabkan terjadinya  konflik sosial. Contoh perbedaan kepentingan yang menyebabkan terjadinya konflik sosial adalah ikut sertanya Indonesia dalam acara Miss Universe. Di sisi lain, pemerintah menyetujui Indonesia mengirimkan wakilnya untuk mengikuti acara tersebut, akan tetapi kam agamis menolak keputusan pemerintah, karena acara tersebut tidak sesuai dengan nilai dan norma yang berlaku di Indonesia. Apalagi peserta harus memakai pakaian renang yang dipamerkan kepada orang lain untuk mengetahui lekuk tubuh peserta. Contoh lain yaitu sebuah perusahaan menginginkan adanya penghematan dalam biaya produksi, oleh karena itu manajeman terpaksa melakukan rasionalisasi pegawai atau pengurangan jumlah pegawai. Namun, para pegawai yang terkena kebijakan tersebut tidak menerima sehingga perbedaan kepentingan tersebut menyebabkan terjadinya konflik sosial.

4. Terjadinya Perubahan Sosial yang Terlalu Cepat

Kehidupan sosial yang ada di masyarakat bersifat dinamis, artinya akan selalu mengalami perubahan. Akan tetapi, perubahan yang yang terlalu cepat khususnya pada nilai-nilai yang bersifat dasar akan dalat menyebabkan terjadinya konflik sosial. Perubahan tersebut mengakibatkan terjadinya disorganisasi serta perbedaan pendirian dari sistem nilai yang baru, sehingga akan memicu terjadinya konflik sosial.

Proses terjadinya konflik sosial yang disebabkan oleh perubahan nilai yang cepat akan mengakibatkan terjadinya guncangan dalam proses sosial di masyarakat. Bentuk konflik yang disebabkan oleh perubahan sosial biasanya berupa penolakan dari sebagian masyarakat yang tidak siap atau tidak ingin berubah. Contohnya adalah adanya proses industrialisasi pada masyarakat pedesaan yang mendadak akan menyebabkan terjadinya konflik sosial sebab nilai-nilai lama pada masyarakat yang biasanya bercorak pertanian berubah dengan cepat menjadi masyarakat bercorak industi. Nilai-nilai masyarakat yang mengalami perubahan seperti seperti nilai kegotongroyongan yang diubah menjadi nilai kontrak kerja dengan upah yang disesuaikan dengan pekerjaannya. Contoh lain yaitu terjadinya kenaikan tarif BBM atau listrik, masyarakat yang tidak siap menerima perubahan tarif tersebut akan menjalankan aksi penolakan memalui demonstrasi kepada pemerintah.